timbanganindonesia-Kalibrasi adalah proses pengecekan dan penyesuaian ketelitian suatu alat ukur dengan cara membandingkannya dengan suatu standar/acuan. Kalibrasi diperlukan untuk memastikan bahwa pengukuran akurat dan konsisten dengan instrumen lain. Pengukuran yang tidak konsisten akan berdampak langsung pada kualitas produk dan dapat merusak kepercayaan konsumen pada Anda.
Dengan kata lain, sangat penting untuk mengkalibrasi timbangan sebelum menimbang atau memeriksanya secara teratur. Kalibrasi tidak boleh dilakukan sembarangan, apalagi dilakukan oleh orang yang belum pernah melakukannya sebelumnya.
Oleh karena itu, kalibrasi sebaiknya dilakukan oleh orang yang memahami kalibrasi dan berpengalaman di bidangnya. Persyaratan pelatihan atau persyaratan fisik (tidak boleh buta warna) untuk menghindari kesalahan saat merekam data pengukuran. Untuk peralatan yang dapat berubah karena faktor seperti suhu, kelembapan, getaran, dan cahaya, pengkondisian lingkungan biasanya dilakukan sebelum kalibrasi. Namun, kalibrasi tidak selalu dilakukan dalam kondisi yang ketat.
Rangkaian kegiatan kalibrasi secara sederhana dapat dijabarkan dalam urutan seperti, kegiatan persiapan kalibrasi, pelaksanaan kalibrasi, perhitungan data kalibrasi, penentuan ketidakpastian dan penerbitan laporan kalibrasi.
1. Mempersiapkan Alat Kalibrasi :
- Persiapan alat standar dan alat yang dikalibrasi
Alat yang akan dikalibrasi dan alat standar dikondisikan pada kondisi yang sama sesuai metode kalibrasi, hal ini diperlukan untuk menghindarkan perbedaan hasil ukur akibat pengaruh lingkungan.
b. Pelaksana kalibrasi
Kalibrator harus dipilih oleh orang yang memahami kalibrasi yang akan dilakukan, misalnya telah mengikuti kursus kalibrasi, berpengalaman di bidangnya, dan dalam beberapa kriteria memiliki pelatihan khusus atau persyaratan fisik (tidak buta warna). Hal ini diperlukan untuk menghindari kesalahan saat mengukur pengumpulan data.
- Kondisi lingkungan kalibrasi
Kondisi lingkungan kalibrasi harus diatur sesuai dengan persyaratan metode kalibrasi, seperti suhu, kelembapan, dll. Kalibrasi tidak selalu harus dilakukan di ruangan yang ber-AC. Lingkungan kalibrasi biasanya dikalibrasi untuk perangkat yang dapat berubah karena suhu, kelembapan, getaran, cahaya, dll.
d. Metode kalibrasi
Metode kalibrasi dapat mengacu kepada metode standar internasional maupun metode standar lainnya semisal text book, jurnal, buletin, dan manual peralatan, namun perlu diperhatikan bahwa acuan tersebut harus merupakan publikasi yang diakui masyarakat luas. Selain itu dari beberapa pilihan metode kalibrasi dapat dipilih metode yang mudah dilaksanakan, karena sulitnya mengikuti metode kalibrasi dapat berakibat kesalahan dalam pengambilan data kalibrasi.
2. Pelaksanaan Kalibrasi :
- Pengamatan awal
Jika instrumen yang dikalibrasi adalah alat, pastikan instrumen berfungsi dengan baik. Jika alat yang menjadi objek pengukuran, pastikan alat tersebut memiliki bentuk yang sempurna. Pada prinsipnya kalibrasi tidak dimaksudkan untuk memperbaiki peralatan, sehingga peralatan yang tidak normal sebaiknya tidak dikalibrasi. Alat-alat ini terlebih dahulu harus diservis oleh tukang reparasi alat profesional agar alat dianggap dalam kondisi baik.
b. Penyetelan
Instrumen yang akan dikalibrasi seringkali memerlukan penyesuaian untuk menghindari kesalahan titik nol. Penyesuaian dapat berupa penyesuaian level, pembersihan alat, penyesuaian nol, dll. Jika ini adalah kalibrasi timbangan elektronik, penyesuaian dapat dikalibrasi secara internal sesuai dengan prosedur manual.
c. Pengamatan kewajaran hasil ukur
Pengamatan ini dimaksudkan untuk memastikan kewajaran penunjukan alat. Jika alat menunjukan hasil ukur yang tidak wajar mungkin perlu penyetelan kembali atau perlu dicari penyebab ketidakwajaran penunjukan alat tersebut.
d. Pengukuran
Pengukuran dilakukan pada titik ukur tertentu seperti dinyatakan dalam dokumen acuan kalibrasi sesuai kapasitas alat atau rentang ukur tertentu yang biasa digunakan oleh pengguna alat. Jika dokumen acuan kalibrasi tidak menyatakan titik ukur, biasanya pengukuran dilakukan dalam selang 10% dari kapasitas ukur alat. Titik ukur harus dibuat mudah dibaca oleh pengguna alat. Pada waktu pengukuran hanyalah melakukan pengambilan data dan tidak boleh melakukan kegiatan lainnya yang mungkin menyebabkan pembacaan atau pencatatan menjadi salah.
e. Pencatatan
Pencatatan hasil ukur harus berdasar kepada apa yang dilihat bukan kepada apa yang dirasakan. Pencatatan dilakukan seobjektif mungkin menggunakan format yang telah dirancang dengan teliti sesuai dengan ketentuan metode kalibrasi. Selain data ukur hal yang perlu dicatat adalah identitas alat selengkapnya serta faktor yang mempengaruhi kalibrasi seperti suhu ruangan, kelembaban, tekanan udara dan sebagainya.
3. Perhitungan
Data kalibrasi yang diperoleh dihitung sesuai metode kalibrasi. Perhitungan biasanya melibatkan pekerjaan mengkonversi satuan, menghitung nilai maksimum-minimum, nilai rata-rata, standar deviasi, atau menentukan persamaan regresi. Hasil perhitungan akan menjadi dasar dalam penarikan kesimpulan dan penentuan ketidakpastian kalibrasi.
4. Penentuan ketidakpastian
Penentuan ketidakpastian kalibrasi diperlukan karena ternyata bahwa hasil kalibrasi yang diperoleh dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain operator, alat kalibrasi, alat bersangkutan, lingkungan, metode kalibrasi. Besarnya pengaruh faktor-faktor tersebut ada yang dominan dan ada pula yang dapat diabaikan tergantung jenis kalibrasi yang dilakukan. Dengan demikian nilai telusur atau kesalahan sistematik yang diperoleh dari kalibrasi tidak berada di satu titik tertentu melainkan dalam suatu rentang nilai sebesar nilai ketidakpastian kalibrasi. Untuk keterangan lebih rinci termuat dalam butir 8.
5. Laporan Kalibrasi
Format laporan kalibrasi hendaknya mengacu kepada pedoman SNI 19-17025. Proses penerbitan laporan kalibrasi secara sederhana meliputi tahap:
a. Pengkonsepan
Pengkonsepan laporan berdasarkan hasil pengukuran, perhitungan data, dan perhitungan ketidakpastian;
b. Pemeriksaan konsep
Pemeriksaan konsep oleh petugas yang berwenang untuk mengecek kesalahan identitas alat, pengambilan data, kesalahan perhitungan data dan perhitungan ketidakpastian;
c. Pengetikan konsep
Pengetikan konsep laporan dan pemeriksaan kebenaran pengetikan dengan cara membandingkan antara konsep laporan dengan konsep net laporan.
d. Pengesahan laporan
Pengesahan laporan. Biasanya yang mengesahkan laporan kalibrasi adalah kepala laboratorium kalibrasi atau seseorang yang ditunjuk atas dasar pengetahuannya di bidang kalibrasi.